Imam Sholichun
Ketua Cabang PMII Surabaya Selatan 2015-2016
May Day, itulah yang sering kita dengar di akhir
bulan April, baik dalam media cetak dan elektronik. May Day bertepatan pada
tanggal 1 Mei. Di banyak tempat di dunia, tanggal 1 Mei oleh masyarakat digunakan
untuk berlibur dan merayakan musim semi. Namun, kebanyakan orang mengetahui
bahwa May Day diperingati sebagai Hari Buruh. Hari Buruh lazim
dilakukan aksi turun ke jalan oleh pekerja pabrik untuk menyuarakan tuntutan. Seperti
kenaikan upah, tunjangan untuk masa tua (dana pensiun), tunjangan kesehatan,
dan lain-lain.
Namun, kebanyakan orang belum mengetahui asal usul, mengapa
1 Mei ditetapkan menjadi Hari Buruh Internasional. Mengapa tidak hari diperingati
pada tanggal 17 Juli, yang bertepatan pada saat terjadinya revolusi di Perancis
pada tahun 1789. Malah dipilih hari 1 Mei sebagai Hari Buruh Internasional.
Ditetapkannya Hari Buruh pada 1 Mei, memang sangat
beralasan. Hal yang mendasari ditetapkannya 1 Mei sebagai Hari Buruh adalah
sejarah yang melatarbelakanginya. Pada bulan April 1986, dilakukan demontrasi
oleh buruh di Kanada, yang bertujuan untuk menolak sistem kerja selama 20 jam per
hari. Serta menuntut batasan bekerja selama 8 jam per hari. Setelah mekakukan
aksinya, kemudian pemerintah merespon dan menyetui dengan menyetujui tuntutan
mereka. Serta memberlakukanya tepat pada tanggal 1 Mei 1986.
Setelah itu, timbul semangat dan keinginan yang sama dari
buruh Amerika. Oleh karenanya, pada tanggal yang sama (1 Mei), buruh Amerika melakukan aksi selama 4 hari. Dengan
maksud dan tuntutan yang sama, yakni menginginkan batasan bekerja 8 jam per
hari. Namun, sesuatu terjadi pada tanggal 4 Mei, yang bertepatan hari terakhir
aksi. Tidak disangka, polisi Chicago melakukan tembakan dan menewaskan 4 orang
buruh. Dan peristiwa itu dikenal dengan Tragedi Haymarket, dikarenakan kejadian
ini terjadi dilapangan Haymarket. Dan setelah 3 tahun peristiwa tersebut, bertepatan
pada Kongres Sosialis Dunia di paris tahun 1889. Kongres menetapkan 1 Mei
adalah Hari Buruh Internasional.
Alasan, mengapa Tragedi Haymarket (1886) dijadikan landasan,
mekipun revolusi Perancis, lebih dahulu terjadi (1789), sebelum ditetapkannya Hari
Buruh pada tahun 1889. Hal yang
mendasarinya adalah semangat yang di usung oleh buruh atau pekerjanya. Revolusi
Perancis mengusung visi untuk perubahan pada bidang pemerintahannya. Sedangkan peristiwa
Haymarket terjadi karena tuntutan semenang-menang oleh sektor industri kepada pekerjanya.
Hal ini, yang merepresentasikan kepentingan kaum buruh.
Sedangkan, untuk peringatan Hari Buruh di Indonesia. Sejak pemerintahan
presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang bisa disapa dengan SBY, pemerintah
menetapkan 1 Mei sebagai Hari Libur Nasional. Memang ada maksud untuk lebih
menghormati dan memberikan hak kepada kaum buruh. Akan tetapi, menurut hemat kami,
kebijakan tersebut diambil ‘murni’ karena pemerintahan Indonesia saat itu,takut
akan gerakan kaum buruh.
Hal ini sangat beralasan, dikarenakan setiap rezim pasti
akan bertemu dengan suatu gerakan, yang akan mengancam distabilitas rezim
tersebut. Coba kita ambil contoh, waktu pemerintahan presiden Soekarno, beliau
dilengserkan dari tampuk kekuasaanya lewat militer. Sama halnya yang terjadi di
Portugal, Mesir dan Thailand. Pada era presiden Soeharto, dilengserkan oleh
gerakan mahasiswa. Pada waktu presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, beliau
dimakzulkan oleh parlementer. Kita semua mengetahui, ‘sejarah tidak akan
berulang 2 kali’. Sejarah akan pelengseran presiden tidak bisa terjadi melalui
cara yang sama. andaikan itu terjadi, kemungkinan terjadinya sangatlah kecil. Oleh
karenanya, mungkinpemerintahan diwaktu
SBY menetapkan 1 Mei sebagai ‘hadiah’ untuk kaum Buruh. Agar tidak terjadi
kudeta pemerintahan yang dilakukan kaum buruh. Seperti yang terjadi di Amerika
dan perancis, atau lebih dikenal sebagai Revolusi Industri.
Dan sebagai penutup, untuk memperingati May Day. Kami
berharap apa yang dilakukan oleh kaum buruh besok, disaat turun kejalan. Jangan
hanya memetingkan kebutuhan kelas anda (kaum buruh), namun pikirkanlah hajat
lain, yang kami rasa jauh lebih tertidas
dan terdzolimi daripada anda. Seperti, nelayan, gelandangan, anak terlantar, pengemis
dan lain lain. Ssalam Pergerakan…!!! #maSsih_melawan #teruSs_berkarya